Perusahaan kami memperoleh PO besar tentang poliakrilamida untuk pengolahan lumpur di GCC
Pesanan pembelian baru poliakrilamida untuk pengolahan lumpur
Salah satu agen PAM kationik kami di Kuwait telah menerima pesanan PAM kationik (bubuk PAM flokulan kopolimer: 60 ton) dari STP terbesar di negara tersebut selama dua tahun berturut-turut.
Polimer poliakrilamida CPAM digunakan dalam proses dewatering untuk mengurangi kadar air tinggi pada lumpur berlebih di dalam centrifuge. Sebagai agen koagulan, CPAM dalam proses pengolahan air merupakan kunci utama untuk mengolah lumpur. Produk yang kami hasilkan adalah polimer bubuk PAM flokulan kopolimer.
Mengenai proses produksi kopolimerisasi, ini adalah teknologi produksi unik tentang CPAM kationik yang dibuat oleh akrilamida dengan DAC atau DMA yang dikopolimerisasi.
Produk PAM kationik adalah poliakrilamida dengan kandungan dan muatan kationik tinggi untuk pengolahan lumpur. Produk PAM kationik ini dapat memenuhi kebutuhan mesin sentrifus putar berkecepatan tinggi dan memiliki kinerja flokulasi yang baik.
Polimer poliakrilamida CPAM yang kami produksi dapat setara dengan CPAM kationik dari produsen asing lainnya, seperti: poliakrilamida SNF, poliakrilamida BASF & poliakrilamida Kemira.
Kualitas tinggi dan harga rendah adalah karakteristik CPAM kami dalam polimer pengolahan air.
Derajat ionik poliakrilamida (PAM) (terutama untuk PAM kationik, mengacu pada proporsi gugus kationik dalam total monomer) merupakan parameter kunci yang memengaruhi efek aplikasinya dalam pengolahan lumpur. PAM dengan derajat ionik yang berbeda sangat bervariasi dalam hal kemampuan netralisasi muatan, karakteristik flokulasi, dan jenis lumpur yang dapat diaplikasikan. Dalam aplikasi praktis, perlu untuk mengukur potensi Zeta lumpur (yang mencerminkan intensitas muatan negatif) melalui uji skala kecil (seperti uji flokulasi beaker), dan memilih PAM dengan derajat ionik yang sesuai dengan kebutuhan proses dewatering, sehingga dapat menyeimbangkan efek pengolahan dan keekonomisan.
Derajat ionik poliakrilamida (PAM), terutama untuk PAM kationik (CPAM), mengacu pada rasio molar gugus kationik terhadap total unit monomer dalam rantai molekul. Rasio ini merupakan indikator kunci untuk mengukur kerapatan muatannya. Saat ini, metode titrasi koloid (juga dikenal sebagai metode titrasi muatan) merupakan metode standar yang paling umum digunakan untuk menentukan derajat ionik CPAM. Prinsipnya didasarkan pada reaksi netralisasi muatan, dan mudah dioperasikan dengan akurasi tinggi.
Metode titrasi koloid merupakan metode utama untuk menentukan derajat ionik CPAM saat ini. Hal ini dikarenakan metode ini mudah dioperasikan, berbiaya rendah, dan akurasinya dapat memenuhi persyaratan industri. Oleh karena itu, metode ini banyak digunakan dalam pengendalian mutu produksi dan eksperimen penelitian ilmiah. Dalam praktiknya, kondisi eksperimen perlu dikontrol secara ketat untuk memastikan keandalan hasil.